Rabu, 24 Desember 2014

Pendekatan Keterampilan Proses (Bagian II)



C. Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA

Keterampilan proses terdiri dari berbagai jenis keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut. Menurut Nuryani Rustaman  (2009) bahwa keterampilan proses yang dituntut untuk dimiliki siswa sekolah dasar, yaitu: (1) melakukan pengamatan/observasi, (2) menafsirkan pengamatan (interpretasi), (3) Mengelompokkan (klasifikasi), (4) Meramalkan (prediksi), (5) Berkomunikasi, (6) Berhipotesis, (7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan, (8) Menerapkan konsep atau prinsip, (9) Mengujukan pertanyaan, (10) Membuat Kesimpulan
         
   Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya terdapat perbedaan. Pengembangan pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan Keterampilan proses  dapat dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan. Umpamanya dalam metode demonstrasii dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu (observasi, interpretasi, komunikasi, dan aplikasi konsep).
1. Melakukan Pengamatan (observasi)
Keterampilan melakukan pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Menurut esler dan Esler dalam Ulfa (2007) keterampilan mengoservasi adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Kegiatan observasi merupakan keterampilan proses IPA yang paling mendasar. Obeservasi sederhana dapat melahirkan sebuah penemuan-penemuan yang dilakukan terhadap lingkungan kita.         
Sebagai contoh dalam pembelajaran IPA SD, siswa diminta untuk mengamati tentang bagian-bagian dan bentuk daun berdasarkan tulang daun. Ini merupakan suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan. Contoh lain adalah ketika siswa dihadapkan pada beberapa permasalahan, misalnya : Guru memberikan beberapa macam buah-buahan kepada siswa,  yaitu : mangga, semangka, apel, jeruk nipis, jeruk bali dan tomat, selanjutnya guru mengajukan pertanyaan :
1.    Apakah warna buah-buahan tersebut ?
2.    Buah-buahan manakah yang paling banyak mengandung air ?
3.    Bagaimanakah rasa buah-buahan tersebut ?
4.    Sebutkan beberapa perbedaan pada buah-buahan tersebut ?
Jadi, untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut siswa dituntut untuk dapat melakukan pengamatan secara langsung dengan menggunakan beberapa macam alat indra di antaranya adalah alat indra penglihatan dan alat indra pengecap.


2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi dan inferensi)
Menurut Nuryani Rustaman (2009) keterampilan mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi. Sedangkan menghubung-hubungkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi. Dengan demikian terlihat bahwa keterampilan Interpretasi merupakan keterampilan mencatat hasil pengamatan baik berbentuk angka-angka ataupun berupa suatu peristiwa/kejadian, dan menghubung-hubungkan hasil pengamatan sehingga menemukan suatu pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. Sedangkan inferensi adalah keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara. Lebih lanjut Carin dalam Ulfa (2007) menyatakan bahwa inferensi adalah membuat kesimpulan didasarkan pada alasan yang dijelaskan pada observasi.
Contoh kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah menyimpulkan bahwa es dapat mencair karena dipanaskan atau menyimpulkan bahwa balon meletus ketika dipanaskan karena udara di dalam balon mengembang. Lebih lanjut keterampilan menafsirkan pengamatan dapat digambarkan pada kegiatan berikut.
a. Perhatikan gambar berikut !



Gambar 14.1. Peristiwa-peritiwa alam untuk mengembangkan 
keterampilan melakukan pengamatan
Jelaskan, apa saja yang terlihat  pada gambar di atas ? Peristiwa apa yang sedang terjadi ?

b. Tabel berikut memperlihatkan hasil pengukuran massa dan volume sebuah benda.

No.
Massa Benda (gram)
Volume Benda
(cm3)
1.
1000
20
2.
2000
40
3.
3000
60
4.
4000
80


  Berdasarkan tabel di atas, bagaimanakah hubungan antara massa dan volume pada sebuah benda ?

 3. Mengelompokkan (klasifikasi)

Keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan untuk mengelom-pokkan atau memilah-milah suatu objek yang diamati. Termasuk ke dalam jenis keterampilan ini adalah menggolong-golongkan, membandingkan, mengkontras-kan, dan mengurutkan. Menurut Esler dan Esler dalam Ulfa (2007) bahwa keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengategorikan benda-benda pada (set yang ditetapkan sebelum dari) sifat-sifat benda-benda tersebut.
Contoh yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh anak sekolah dasar dalam mengembangkan keterampilan mengklasifikasi di antaranya :
a. Berikan gambar hewan-hewan peliharaan yang ada di sekitar mereka, misalnya ayam, bebek, merpati, kambing, kerbau, lembu, kucing, dan anjing. Selanjutnya meminta  mereka untuk mengelompokkan hewan-hewan tersebut berdasarkan jenis makanannya.
b. Perhatikan gambar-gambar hewan berikut ini !


 Gambar 14.2. Unggas (Itik dan Ayam)

 Berdasarkan gambar di atas,
1. Sebutkan, sekurang-kurangnya tiga buah persamaan dari kedua hewan tersebut !
2. Sebutkan sekurang-kurangnya tiga buah perbedaan dari kedua hewan terebut.

4. Meramalkan (prediksi)
Menurut Nuryani Rustaman (2009) keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada. Selanjutnya Abruscato dalam Ulfa (2007) menyatakan bahwa memprediksi adalah meramalkan secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada obeservasi yang akan datang. Jadi dengan demikian dapat dinyatakan bahwa memprediksi adalah menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang sudah diketahui. Misalnya memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu di sebelah timur.
Contoh lain untuk untuk mengembangkan keterampilan memprediksi terdapat pada kegiatan berikut :
a.    Perhatikan gambar berikut !


 Gambar 14.4. Percobaan menyalakan lilin dalam beberapa wadah 
dengan volume yang berbeda


Gambar di atas, memperlihat lilin yang ditutup dengan stoples dengan ukuran yang berbeda. Lilin manakah yang nyalanya lebih lama ?

b. Perhatikan gambar berikut !


 Gambar 14.5. Tekanan dalam zat cair


Gambar di atas, memperlihatkan sebuah bejana yang diisi dengan air. Jika ketiga lubang pada bejana dibuka, lubang manakah yang paling kuat memancarkan air ?

5. Berkomunikasi
            Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan  atau menyampaikan hasil penyelidikan. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistimatik (laporan) menyeluruh atau informasi parsial dari suatu hasil kegiatan. (Abruscato dalam Ulfa, 2007). Selanjunya Nuryani Rustaman (2009) mengemukakan kamampuan berkomunikasi meliputi : membaca grafik, tabel atau diagram dari hasil percobaan, menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram. Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan.
            Salah satu contoh dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa adalah dengan cara meminta siswa untuk mendeskripsikan populasi hewan yang hidup di sawah. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah mereka diminta untuk melakukan observasi sawah yang ada di sekitar sekolah. Kegiatan ini dimungkinkan untuk dilakukan secara mandiri atau berkelompok.
Contoh lain untuk untuk mengembangkan keterampilan berkomuniasi terdapat pada kegiatan berikut :
a.    guru memberikan berbagai macam benda kepada siswa di dalam kelompok masing-masing, misalnya : paku, pulpen, kayu, uang logam, pentol, silet cukur, gula, serbuk pasir, kertas, rol, dll. Selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk mendekatkan magnet dengan benda-benda. Berdasarkan kegiatan tersebut, masing-masing kelompok diminta untuk membuat tabel yang berisi nama benda-benda yang ditarik oleh magnet dan nama benda-benda yang tidak ditarik oleh magnet.
b.    Guru mendemonstrasikan proses terjadinya hujan di depan kelas. Selanjutnya secara berkelompok siswa diminta untuk mengambarkan siklus proses terjadinya hujan. Gambar siklus dimulai dengan menggambarkan air laut !

6. Berhipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu permasalahan yang diajukan. Pada umumunya hipotesis terdiri dari  dua variabel, Menurut Nuryani Rustaman (2009)  Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. Hipotesis sangat berguna bagi orang yang ingin melakukan penyelidikan. Kebanyakan hoptesis berkenaan dengan inferensi yang dapat diuji atau percobaan yang mungkin dapat dilaksanakan. Keterampilan ini diharapkan siswa dapat memikirkan jawaban untuk pertanyaan masalah. Jadi dalam hal ini pertanyaan masalah harus mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa tinggal mengikuti kalimat pertanyaan itu sesuai dengan dugaannya, dengan menggunakan kata-kata :
”Makin............................................................, makin.......................................
Atau ;
Jika................................................................, Maka........................................”
Contoh hipotesis : ”Jika suhu air meningkat, maka jumlah oksigen yang terlarut dalam air akan menurun.

7. Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Keterampilan merencanaan percobaan atau penyelidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diajukan atau untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Yang termasuk dalam jenis keterampilan ini di antaranya menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengamatan/penyelidikan, menentukan langkah-langkah (prosedur kerja), menentukan variabel (variabel bebas dan variabel kontrol) dalam suatu percobaan, atau menentukan cara mengolah data yang diperoleh (digambar, dibuatkan tabel/diagram/ grafik, dihitung dsb.)
            Menurut Nuryani Rustaman (2009) yang termasuk dalam jenis keterampilan ini adalah  menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan,  menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menetukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menetukan cara dan langkah kerja. Sebagaimana dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat disimpulkan.
Contoh :
“Kepada siswa diberikan lembaran kerja yang berisikan judul perocobaan dan tujuan percobaan. Misalnya, tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang lengan beban dan lengan kuasa untuk mengangkat sebuah beban. Selanjutnya pada LKS siswa diminta untuk menentukan alat/bahan yang diperlukan dan meminta mereka untuk menentukan langkah-langkah percobaan serta merancang tabel hasil pengamatan”.

8. Menerapkan Konsep atau Prinsip
Keterampilan menerapkan konsep atau prinsip merupakan keterampilan mengemukakan gagasan atau ide berdasarkan pengalaman, atau keterampilan menggunakan teori dalam menyelesaikan suatu persamalahan. atau keterampilan menggunakan rumus-rumus dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan. Misalnya setelah mempelajari cermin cekung, siswa mampu menentukan letak dan sifat banyangan yang dihasilkan oleh cermin cekung, jika sebuah benda diletakkan pada jarak tertentu di depan cermin. Contoh lain adalah setelah siswa mempelajari tentang konsep rangkaian listrik, siswa mampu untuk membuat sebuah rangkaian listrik sederhana, jika diberikan beberapa baterai, lampu, saklar dan lampu.

9. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan
Dalam proses belajar mengajar keterampilan bertanya merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa. Jika siswa mengajukan suatu pertanyaan (bertanya) menunjukan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Menurut Nuryani Rustaman (2009) Pertanyaan yang diajukan hendaknya dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana menunjukkan si penanya berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran. Jadi dalam hal ini, guru hendaknya dapat mengembangkan keterampilan bertanya siswa dalam proses belajar mengajar.
Contoh :
”Perlihatkan beberapa peristiwa atau benda yang menarik bagi siswa. Selanjutnya mintalah mereka untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang menyangkut peristiwa atau benda yang diamati tersebut, atau mintalah mereka untuk menuliskan hal-hal apa saja yang mereka ingin ketahui dari peristiwa atau benda tersebut”.

10. Membuat Kesimpulan
            Membuat kesimpulan merupakan akhir dari suatu kegiatan, sehingga kegiatan yang dilakukan itu bermakna. Menyimpulkan adalah kegiatan mengeneralisasikan serangkaian hasil percobaan atau penyelidikan.  Data-data yang dikumpulkan dari pengamatan masih memberikan gambaran kasar tentang hasil pengamatan. Data-data itu masih harus diolah dengan seksama kemudian diintepretasikan hingga dapat menunjukkan hubungan yang logis dan jelas. Tetapi perlu diingat bahwa untuk siswa SD kesimpulan yang dibuat harus dibimbing guru secara proporsional sesuai dengan tingkat usia mereka, hingga pada akhirnya menyimpulkan secara mandiri.
Contoh :
Setelah melakukan percobaan tentang gerak sebuah benda siswa meperoleh data sebagai berikut :

Jarak tempuh (meter)
2
4
6
8
Waktu tempuh (sekon)
1
2
3
4
Kecepatan Benda
(jarak bagi waktu)
2
2
2
2

 Ada beberapa cara meminta siswa menyimpulkan, antara lain:
a. Berdasarkan tabel di atas, apa yang dapat kalian simpulkan ?
b. Dilakukan melalui bimbingan/arahan, Misalnya : berdasarkan data hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.   Semakin .................... sebuah benda bergerak, semakin banyak .................... yang diperlukan
2.   Kecepatan adalah ............................... yang ditempuh oleh sebuah benda tiap satuan ...................................



Daftar Pustaka

Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Renika Cipta

Karli, Yuliariatiningsih. (2002).. Model-Model Pembelajaran IPA SD, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bina Media Informasi.

Karso, dkk. 1993. Materi Pokok Dasar-dasar Pendidikan MIPA PGSN 3114,. Modul 1-6. Jakarta. Depdikbud .

Nuryani Rustamam (1995). Pengembangan Keterampilan Butir Soal Ketrampilan Proses Sains. Materi Penyuluhan disampaikan Kepada Guru-guru dalam Rangka Pengabdian pada Masyarakat. Jurusan Biologi IKIP Bandung : tidak diterbitkan

Ulfa, Maria (2007). Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Surabaya : SIC

M. Ali dan M. Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Subagyo (2006), Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Universitas Negeri Semarang. (http://www.google.com, diakses 20 Februari 2009)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar