C. Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA
Keterampilan proses terdiri dari berbagai jenis
keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada
penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut. Menurut
Nuryani Rustaman (2009) bahwa
keterampilan proses yang dituntut untuk dimiliki siswa sekolah dasar, yaitu:
(1) melakukan pengamatan/observasi, (2) menafsirkan pengamatan (interpretasi),
(3) Mengelompokkan (klasifikasi), (4)
Meramalkan (prediksi), (5) Berkomunikasi, (6) Berhipotesis, (7) Merencanakan
percobaan atau penyelidikan, (8) Menerapkan konsep atau prinsip, (9) Mengujukan
pertanyaan, (10) Membuat
Kesimpulan
Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya terdapat perbedaan. Pengembangan pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan Keterampilan proses dapat dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan. Umpamanya dalam metode demonstrasii dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu (observasi, interpretasi, komunikasi, dan aplikasi konsep).
1.
Melakukan Pengamatan (observasi)
Keterampilan melakukan
pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihat, pembau,
pendengar, pengecap, dan peraba. Menurut esler dan Esler dalam Ulfa (2007)
keterampilan mengoservasi adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan
semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama
sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Kegiatan observasi
merupakan keterampilan proses IPA yang paling mendasar. Obeservasi sederhana
dapat melahirkan sebuah penemuan-penemuan yang dilakukan terhadap lingkungan
kita.
Sebagai contoh dalam
pembelajaran IPA SD, siswa diminta untuk mengamati tentang bagian-bagian dan
bentuk daun berdasarkan tulang daun. Ini merupakan suatu kegiatan pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan. Contoh lain adalah ketika
siswa dihadapkan pada beberapa permasalahan, misalnya : Guru memberikan
beberapa macam buah-buahan kepada siswa,
yaitu : mangga, semangka, apel, jeruk nipis, jeruk bali dan tomat,
selanjutnya guru mengajukan pertanyaan :
1.
Apakah
warna buah-buahan tersebut ?
2.
Buah-buahan
manakah yang paling banyak mengandung air ?
3.
Bagaimanakah
rasa buah-buahan tersebut ?
4.
Sebutkan
beberapa perbedaan pada buah-buahan tersebut ?
Jadi, untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut
siswa dituntut untuk dapat melakukan pengamatan secara langsung dengan
menggunakan beberapa macam alat indra di antaranya adalah alat indra
penglihatan dan alat indra pengecap.
2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi dan inferensi)
Menurut Nuryani Rustaman
(2009) keterampilan mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah antara
hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi.
Sedangkan menghubung-hubungkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa
melakukan interpretasi. Dengan demikian terlihat bahwa keterampilan
Interpretasi merupakan keterampilan mencatat hasil pengamatan baik berbentuk
angka-angka ataupun berupa suatu peristiwa/kejadian, dan menghubung-hubungkan
hasil pengamatan sehingga menemukan suatu pola atau keteraturan dari satu seri
pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. Sedangkan inferensi adalah
keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara. Lebih lanjut Carin dalam Ulfa
(2007) menyatakan bahwa inferensi adalah membuat kesimpulan didasarkan pada
alasan yang dijelaskan pada observasi.
Contoh kegiatan-kegiatan
untuk mengembangkan keterampilan ini adalah menyimpulkan bahwa es dapat mencair
karena dipanaskan atau menyimpulkan bahwa balon meletus ketika dipanaskan
karena udara di dalam balon mengembang. Lebih lanjut keterampilan menafsirkan
pengamatan dapat digambarkan pada kegiatan berikut.
a. Perhatikan gambar berikut !
Gambar 14.1. Peristiwa-peritiwa alam untuk
mengembangkan
keterampilan melakukan pengamatan
Jelaskan, apa saja yang terlihat pada gambar di atas ? Peristiwa apa yang
sedang terjadi ?
b. Tabel berikut memperlihatkan hasil
pengukuran massa dan volume sebuah benda.
No.
|
Massa
Benda (gram)
|
Volume
Benda
(cm3)
|
1.
|
1000
|
20
|
2.
|
2000
|
40
|
3.
|
3000
|
60
|
4.
|
4000
|
80
|
Berdasarkan tabel di atas, bagaimanakah hubungan antara
massa dan volume pada sebuah benda ?
3. Mengelompokkan
(klasifikasi)
Keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan untuk
mengelom-pokkan atau memilah-milah suatu objek yang diamati. Termasuk ke dalam
jenis keterampilan ini adalah menggolong-golongkan, membandingkan,
mengkontras-kan, dan mengurutkan. Menurut Esler dan Esler dalam Ulfa (2007)
bahwa keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan
melalui latihan-latihan mengategorikan benda-benda pada (set yang ditetapkan
sebelum dari) sifat-sifat benda-benda tersebut.
Contoh yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh
anak sekolah dasar dalam mengembangkan keterampilan mengklasifikasi di
antaranya :
a. Berikan gambar
hewan-hewan peliharaan yang ada di sekitar mereka, misalnya ayam, bebek,
merpati, kambing, kerbau, lembu, kucing, dan anjing. Selanjutnya meminta mereka untuk mengelompokkan hewan-hewan
tersebut berdasarkan jenis makanannya.
b.
Perhatikan gambar-gambar hewan berikut ini !
Gambar
14.2. Unggas (Itik dan Ayam)
Berdasarkan gambar
di atas,
1. Sebutkan, sekurang-kurangnya tiga
buah persamaan dari kedua hewan tersebut !
2. Sebutkan sekurang-kurangnya tiga buah
perbedaan dari kedua hewan terebut.
4. Meramalkan
(prediksi)
Menurut Nuryani Rustaman
(2009) keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan
perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan
atau pola yang sudah ada. Selanjutnya Abruscato dalam Ulfa (2007) menyatakan
bahwa memprediksi adalah meramalkan secara khusus tentang apa yang akan terjadi
pada obeservasi yang akan datang. Jadi dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
memprediksi adalah menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar
suatu kejadian yang sudah diketahui. Misalnya memperkirakan bahwa besok
matahari akan terbit pada jam tertentu di sebelah timur.
Contoh lain untuk untuk mengembangkan keterampilan
memprediksi terdapat pada kegiatan berikut :
a.
Perhatikan
gambar berikut !
Gambar
14.4. Percobaan menyalakan lilin dalam beberapa wadah
dengan volume yang
berbeda
Gambar di atas, memperlihat lilin yang ditutup dengan
stoples dengan ukuran yang berbeda. Lilin manakah yang nyalanya lebih lama ?
b. Perhatikan gambar berikut !
Gambar
14.5. Tekanan dalam zat cair
Gambar di atas, memperlihatkan sebuah bejana yang diisi
dengan air. Jika ketiga lubang pada bejana dibuka, lubang manakah yang paling
kuat memancarkan air ?
5. Berkomunikasi
Mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Bentuk
komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau
gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistimatik (laporan) menyeluruh
atau informasi parsial dari suatu hasil kegiatan. (Abruscato dalam Ulfa, 2007).
Selanjunya Nuryani Rustaman (2009) mengemukakan kamampuan berkomunikasi
meliputi : membaca grafik, tabel
atau diagram dari hasil percobaan, menggambarkan data empiris dengan grafik,
tabel, atau diagram. Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah
menjelaskan hasil percobaan.
Salah satu contoh dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa adalah dengan cara meminta siswa
untuk mendeskripsikan populasi hewan yang hidup di sawah. Kegiatan ini dapat
dilakukan setelah mereka diminta untuk melakukan observasi sawah yang ada di
sekitar sekolah. Kegiatan ini dimungkinkan untuk dilakukan secara mandiri atau
berkelompok.
Contoh lain untuk untuk
mengembangkan keterampilan berkomuniasi terdapat pada kegiatan berikut :
a. guru
memberikan berbagai macam benda kepada siswa di dalam kelompok masing-masing,
misalnya : paku, pulpen, kayu, uang logam, pentol, silet cukur, gula, serbuk
pasir, kertas, rol, dll. Selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk
mendekatkan magnet dengan benda-benda. Berdasarkan kegiatan tersebut,
masing-masing kelompok diminta untuk membuat tabel yang berisi nama benda-benda
yang ditarik oleh magnet dan nama benda-benda yang tidak ditarik oleh magnet.
b. Guru
mendemonstrasikan proses terjadinya hujan di depan kelas. Selanjutnya secara
berkelompok siswa diminta untuk mengambarkan siklus proses terjadinya hujan.
Gambar siklus dimulai dengan menggambarkan air laut !
6. Berhipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu
permasalahan yang diajukan. Pada umumunya hipotesis terdiri dari dua variabel, Menurut Nuryani
Rustaman (2009) Hipotesis menyatakan
hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu
terjadi. Dengan berhipotesis
diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis
biasanya terkandung cara untuk mengujinya. Hipotesis sangat berguna bagi orang
yang ingin melakukan penyelidikan. Kebanyakan hoptesis berkenaan dengan
inferensi yang dapat diuji atau percobaan yang mungkin dapat dilaksanakan. Keterampilan
ini diharapkan siswa dapat memikirkan jawaban untuk pertanyaan masalah. Jadi
dalam hal ini pertanyaan masalah harus mudah dipahami oleh siswa, sehingga
siswa tinggal mengikuti kalimat pertanyaan itu sesuai dengan dugaannya, dengan
menggunakan kata-kata :
”Makin............................................................,
makin.......................................
Atau ;
Jika................................................................,
Maka........................................”
Contoh hipotesis : ”Jika suhu air meningkat, maka jumlah
oksigen yang terlarut dalam air akan menurun.
7.
Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Keterampilan merencanaan percobaan atau penyelidikan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang diajukan atau untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Yang termasuk
dalam jenis keterampilan ini di antaranya menentukan alat dan bahan yang
diperlukan untuk pengamatan/penyelidikan, menentukan langkah-langkah (prosedur
kerja), menentukan variabel (variabel bebas dan variabel kontrol) dalam suatu
percobaan, atau menentukan cara mengolah data yang diperoleh (digambar,
dibuatkan tabel/diagram/ grafik, dihitung dsb.)
Menurut
Nuryani Rustaman (2009) yang termasuk dalam jenis keterampilan ini adalah menentukan alat dan bahan untuk
penyelidikan, menentukan variabel atau
peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menetukan variabel kontrol dan
variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta
menetukan cara dan langkah kerja. Sebagaimana dalam penyusunan rencana kegiatan
penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat disimpulkan.
Contoh
:
“Kepada siswa diberikan lembaran kerja
yang berisikan judul perocobaan dan tujuan percobaan. Misalnya, tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang lengan beban dan lengan
kuasa untuk mengangkat sebuah beban. Selanjutnya pada LKS siswa diminta untuk
menentukan alat/bahan yang diperlukan dan meminta mereka untuk menentukan
langkah-langkah percobaan serta merancang tabel hasil pengamatan”.
8. Menerapkan
Konsep atau Prinsip
Keterampilan menerapkan konsep atau prinsip
merupakan keterampilan mengemukakan gagasan atau ide berdasarkan pengalaman,
atau keterampilan menggunakan teori dalam menyelesaikan suatu persamalahan.
atau keterampilan menggunakan rumus-rumus dalam menyelesaikan soal-soal
perhitungan. Misalnya setelah mempelajari cermin cekung, siswa mampu menentukan
letak dan sifat banyangan yang dihasilkan oleh cermin cekung, jika sebuah benda
diletakkan pada jarak tertentu di depan cermin. Contoh lain adalah setelah
siswa mempelajari tentang konsep rangkaian listrik, siswa mampu untuk membuat
sebuah rangkaian listrik sederhana, jika diberikan beberapa baterai, lampu,
saklar dan lampu.
9. Keterampilan
Mengajukan Pertanyaan
Dalam proses belajar mengajar keterampilan bertanya
merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa. Jika siswa
mengajukan suatu pertanyaan (bertanya) menunjukan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang hal itu.
Menurut Nuryani Rustaman (2009) Pertanyaan yang diajukan hendaknya dapat
meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar
belakang hipotesis. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana menunjukkan si
penanya berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si
penanya sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya.
Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi
melibatkan pikiran. Jadi dalam hal ini, guru hendaknya dapat mengembangkan
keterampilan bertanya siswa dalam proses belajar mengajar.
Contoh :
”Perlihatkan beberapa
peristiwa atau benda yang menarik bagi siswa. Selanjutnya mintalah mereka untuk
mengajukan beberapa pertanyaan yang menyangkut peristiwa atau benda yang
diamati tersebut, atau mintalah mereka untuk menuliskan hal-hal apa saja yang
mereka ingin ketahui dari peristiwa atau benda tersebut”.
10. Membuat
Kesimpulan
Membuat kesimpulan
merupakan akhir dari suatu kegiatan, sehingga kegiatan yang dilakukan itu
bermakna. Menyimpulkan adalah kegiatan mengeneralisasikan serangkaian hasil
percobaan atau penyelidikan. Data-data yang dikumpulkan dari pengamatan
masih memberikan gambaran kasar tentang hasil pengamatan. Data-data itu masih
harus diolah dengan seksama kemudian diintepretasikan hingga dapat menunjukkan
hubungan yang logis dan jelas. Tetapi perlu diingat bahwa
untuk siswa SD kesimpulan yang dibuat harus dibimbing guru secara proporsional
sesuai dengan tingkat usia mereka, hingga pada akhirnya menyimpulkan secara
mandiri.
Contoh
:
Setelah melakukan percobaan tentang
gerak sebuah benda siswa meperoleh data sebagai berikut :
Jarak tempuh (meter)
|
2
|
4
|
6
|
8
|
Waktu tempuh (sekon)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kecepatan Benda
(jarak bagi waktu)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Ada beberapa cara meminta siswa
menyimpulkan, antara lain:
a. Berdasarkan
tabel di atas, apa yang dapat kalian simpulkan ?
b. Dilakukan
melalui bimbingan/arahan, Misalnya : berdasarkan data hasil pengamatan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Semakin ....................
sebuah benda bergerak, semakin banyak .................... yang diperlukan
2.
Kecepatan adalah
............................... yang ditempuh oleh sebuah benda tiap satuan
...................................
Daftar Pustaka
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:
Renika Cipta
Karli, Yuliariatiningsih. (2002).. Model-Model Pembelajaran IPA SD,
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bina Media Informasi.
Karso,
dkk.
1993.
Materi Pokok Dasar-dasar Pendidikan MIPA
PGSN 3114,. Modul 1-6. Jakarta. Depdikbud .
Nuryani
Rustamam (1995). Pengembangan Keterampilan
Butir Soal Ketrampilan Proses Sains. Materi Penyuluhan disampaikan Kepada
Guru-guru dalam Rangka Pengabdian pada Masyarakat. Jurusan Biologi IKIP Bandung
: tidak diterbitkan
Ulfa,
Maria (2007). Penerapan Keterampilan
Proses dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Surabaya : SIC
M. Ali dan M. Asrori. 2006. Psikologi Remaja.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Subagyo (2006), Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Universitas Negeri Semarang. (http://www.google.com,
diakses 20 Februari 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar